Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

jamur tiram
Saat  ini telah berkembang berbagai segmen bisnis jamur tiram di masyarakat, mulai dari masyarakat desa sampai perkotaan karena budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) ini tidak memerlukan lahan yang luas.
Budidaya jamur khususnya jamur tiram sangat cocok untuk daerah yang memiliki iklim tropis seperti Indonesia. Jika kita ingin usaha jamur tiram investasi yang dikeluarkan tergolong murah karena tidak memerlukan modal yang besar dan bisa kita lakukan secara bertahap. Bagian tersulitnya adalah membuat baglog karena  pembuatan baglog ini memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Tetapi jika kita ingin mencoba budidaya jamur tiram tanpa harus membuat baglog bisa kita lakukan dengan cara membeli baglog yang sudah di inokulasikan bibit jamur atau dengan kata lain baglog yang siap panen. Jadi kita hanya tinggal menunggu waktu panen saja dan kita nikmati hasilnya.
Media tanam Pleurotus ostreatus yang digunakan adalah serbuk gergaji yang dicampur dengan air, dedak  dan kapur .Fungsi dari serbuk gergaji adalah sebagai bahan dasar dari pertumbuhan jamur karena mengandung lignin, selulosa, karbohidrat, dan serat yang dapat didegradasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk jamur tumbuh. Air  berfungsi sebagai pembentuk kelembapan dan sumber air bagi pertunbuhan jamur. Dedak dan kapur merupakan bahan tambahan pada media tanam Pleurotus ostreatus. Dedak ditambahkan pada media untuk meningkatkan nutrisi media tanam, terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen. Kapur merupakan sumber kalsium bagi pertumbuhan jamur. Selain itu juga kapur berfungsi untuk mengatur pH media pertumbuhan jamur.
Tahap berikutnya adalah mempersiapkan kumbung (Rumah Jamur). Kumbung  adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya sebuah bangunan yang berisi rak-rak yang terbuat dari kayu/bambu yang berfungsi untuk meletakkan baglog. Kumbung harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban. Dinding kumbung biasanya terbuat dari gedek atau papan serta atapnya terbuat dari genteng atau sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut dapat membuat suhu udara menjadi panas. Sedangkan lantainya biasanya dari tanah saja, karena membantu penyerapan air pada saat menyiram jamurnya. Kebersihan lantai ini harus selalu dijaga agar jamur tiram terhidar dari patogen yang terbawa dari luar kubung.
Di dalam kumbung harus ada rak yang biasanya disusun secara bersusun. Susunan dapat mecapai beberapa tingkat tergantung ketinggian kumbung. Penyusunan baglog dalam rak ini bisa dilakukan secara horizontal, vertikal atau di gantung.
kumbung
Setelah kumbung sudah siap, lalu kita susun baglognya. Baglog kita susun bisa secara secara horizontal, vertikal atau di gantung. Setelah itu kita tunggu beberapa hari sampai miselium berwarna putih tumbuh smapai hampir memenuhi baglog. Kemudian kita buka cincin dan kertas penutup baglog, potong ujung baglog agar memiliki ruang pertumbuhan lebih lebar. Penyiraman cukup pada lantai saja. Untuk penyiraman gunakan spray, penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan air. Semakin sempurna pengabutan maka akan semakin baik jamur nya. Lakukan penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung pada suhu dan kelembaban kumbung.
peletakan baglog
Jamur tiram bisa dipanen bila ukuranya mencapai optimal. Cirinya yaitu ketika tudung telah membesar. Umur panan umumnya pada hari ke -35 hingga ke -45 setelah penanaman atau 4-5 hari setelah pembentukan tubuh  buah. Hasil panen yang baik jika produktivitas yang dicapai 400-500 g dari satu baglog (1,5 kg).
panen-jamur
7 Alasasn memilih usaha budidaya jamur tiram :
  1. Biaya usaha relatif kecil dan bisa di mulai dengan modal yang kecil.
  2. Tidak memerlukan lahan yang luas.
  3. Permintaan pasar sangat tinggi.
  4. Apabial pengelolaan usaha bagus bisa di panen setiap hari.
  5. Sarana dan prasarananya mudah di peroleh.
  6. Sebagai bahan pangan alternatif yang bergizi.
  7. Tidak mengenal musim, jadi bisa dimulai kapan pun.

Selamat Mencoba.

Comments